Gender dalam Politik

Serang, bantencom – Selama ini sering terjadi kesalahpahaman bahwa bicara soal gender hanya bicara soal perempuan saja. Padahal membicarakan gender adalah membicarakan soal perempuan dan laki-laki, jadi harus menghadirkan kedua-duanya. Demikian disampaikann oleh peneliti gender dari Cornell University USA Rebakah Daro dalam sebuah diskusi di kampus Universitas Atmajaya, Jakarta (Senin, 18/8/2014).
Salam,
Pada kesempatan tersebut Rebakah, yang sedang meneliti soal gender pada suku Badui di Jawa Barat, mengemukakan bahwa keseimbangan peran perempuan dan laki-laki sangat penting dalam mendukung ketahanan pangan di masyarakat suku pedalaman. Khususnya, perempuan memegang peranan penting dalam memanaj keseimbangan produksi dan konsumi. “Perempuan biasanya lebih peka dalam menjaga keseimbangan alam”, ungkap kandidat doktor tersebut.
Sementara itu pembicara lain, anggota DPRRI terpilih dari PKB Nihayatul Wafiroh memaparkan pengalamannya sebagai seorang perempuan yang berjuang mendapatkan suara menjadi Caleg. Sebagai Caleg perempuan, dirinya merasa lebih banyak tantangan karena seringkali dipandang miring oleh masyarakat yang mempertanyakan peran publiknya.
“Masyarakat banyak yang bertanya kepada suami saya, koq diizinkan untuk nyaleg, apakah urusan rumah tangganya tidak ketetran?’, ungkap kader PKB jebolan Universitas Hawaii USA tersebut.
Diskusi yang diselenggarakan oleh Universitas Atmajaya bekerja sama dengan American Institute for Indonesian Studies (AIFIS) tersebut juga menghadirkan pakar gender Nani Nurrachman yang memberikan penjelasan menarik soal peran perempuan dalam politik. Menurutnya, seringkali perempuan yang terjun dalam dunia politik tercerabut dari karakternya sebegai perempuan, ia lebih mengadopsi sifat-sifat laki-laki untuk eksis dalam politik. Ekspresinya bisa dalam bentuk kekerasan, oportunistik dan sebagainya. Padalah menurutnya, justru perempuan perlu mengetengahkan sisi perempuannya dalam berpolitik untuk memberikan keseimbangan kosmik dalam politik.
“Perempuan itu identik dengan preservasi, pertumbuhan dan penerimaan sosial. Mustinya hal-hal itulah yang perlu diketengahkan oleh perempuan dalam politik’, pungkas pengajar fakultas psikologi Universitas Atmajaya tersebut.
(ridwan)

Related posts

Sekber Relawan AnDim: Ada Penyusup Di RUPS BUMD ABM

Bapenda Banten Tandatangani PKS Sinergitas Pemungutan Opsen Pajak, Langkah Strategis Meningkatkan Fiskal Daerah

Koalisi Serang Selatan Dan BPI KPNPA RI Desak Kejaksaan Tinggi Banten Tuntaskan Kasus Lahan Sport Center Dan Situ Ranca Gede Yang Melibatkan Suami Calon Gubernur Banten Airin Dan Ketua DPRD Fahmi Hakim

Situs web ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda. Kami akan menganggap Anda baik-baik saja dengan ini, tetapi Anda dapat memilih keluar jika diinginkan. Read More