SERANG – Dinas pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Serang, belum miliki data valid mengenai jumlah sekolah yang rusak untuk tingkat SMP Negeri. Hal itu menuainkritik sejumlah pihak, termasuk pengamat Untirta.
Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Kabupaten Serang, Elis Yulaeli mengatakan, saat ini pihaknya belum memiliki data pasti ntuk jumlah sekolah SMP yang rusak, sebab masih dalam tahap pendataan terbaru. Karena itu, ia mengaku masih menggunakan data tahun 2015.
“Belum tahu pasti. Kalau data tahun 2015 sih ada, tapi belum di verifikasi,” katanya, Senin (25/01/15).
Elis menjelaskan, jumlah ruang kelas yang rusak tahun 2015 mencapai 426 ruang kelas terdiri dari rusak sedang dan berat. Namun untuk bantuan rehab, belum ada pengesahan anggaran, sehingga kegiatan belum dapat dilaksanakan. Meski begitu, Elis berharap dalm lima tahun ke depan, tidak ada lagi ruang kelas yang mengalami kerusakan berat dan sedang.
“Belum ketuk palu, jadi belum tahu tahu berapa ruang kelas yang akan diperbaiki. Ingin nya sih banyak yang di rehab,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Elis menyatakan, pihaknya juga mengajukan bantuan pembangunan Unit Gedung Baru (UGB) untuk SMPN4 Cikeusal yang telah tiga kali mencetak kelulusan siswa. Saat ini lokasi pembangunan telah di cek oleh Pemerintah Pusat.
“Tinggal nunggu, mudah-mudahan tahun ini bisa dibagun untuk SMPN4 Cikeusal. Kalau sekolah, belum bisa menjelaskan berapa yang akan diperbaiki, nanti setelah ketuk palu baru bisa” katanya.
Terpisah, Salah seorang pengamat Pendidikan, Haerudin menyatakan kinerja Disdik Kabupaten Serang patut dipertanyakan. Sebab, seharusnya di awal tahun data valid mengenai kerusakan ruang kelas harus sudah di dapat. Bahkan bila perlu laporan itu setiap bulan.
“Ini yang perlu dibenahi, seharusnya Disdik punya data terbaru setiap bulan. Jadi kalau seperti itu patut dipertanyakan, karena kesannya seolah menutupi informasi publik, dan menandakan ketidak mampuan bekerja para pejabatnya,” tegasnya.