Tangerang, bantencom – Sabtu,13/12. Taruna tanggap bencana (Tagana) harus mampu dan cepat dalam melaksanakan operasi penyelamatan kebencanaan. Tagana harus dalam keadaan siap siaga, serta mampu bergerak dan bertindak cepat menuju lokasi yang tertimpa musibah, tegas Plt Gubernur Banten H. Rano Karno, S.IP saat memberikan sambutan pembinaan Tagana Kabupaten/Kota se Provinsi Banten Tahun 2014 di gedung Graha Widya Bhakti Puspitek Kota Tangerang Selatan.
Plt Gubernur menginstruksikan kepada Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten untuk Dapat melaksanakan pembinaan lifeguard kepada para anggota tagana, sekaligus meneruskan kembali program asuransi tagana. Karena program ini dapat menolong para anggota tagana untuk keamanan dirinya dan keluarganya apabila terjadi sesuatu saat melaksanakan tugasnya.
Plt Gubernur juga mengharapkan kepada para tagana dalam penanganan bencana, jangan lupa lakukan koordinasi dengan aparat yang berwenang, tidak bergerak sendiri sendiri pada saat akan melakukan penyelamatan, khusunya koordinasi kepada aparat setempat. Karena bagaimanapun mereka lebih menguasai medan dan memahamai psikologis masyarakat.
Teruslah berjuang sebagai pahlawan kemanusiaan, jaga kekompakan, kedisiplinan, loyalitas serta keikhlasan dan selalu menjaga kondisi agar tetap menjadi yang terdepan, sigap dan tanggap, ujar Plt Gubernur Banten.
Sementara itu, selaku Koordinator Tagana Provinsi Banten, Andika Hazrumy menyampaikan bahwa Tagana merupakan wadah organisasi yang berlandaskan sosial. Tagana dibentuk untuk menghadapi permasalahan kebencanaan. Tagana pada saat ini tidak hanya menanggulangi permasalahan bencana tetapi sudah masuk pada permasalahan sosial. Tagana merupakan mitra dari pemerintah daerah Provinsi Banten dalam menanggulangi kebencanaan, baik bencana alam maupun bencana sosial.
“Mari tiap tahun kita rekrut tagana- tagana baru untuk mempersipakan siaga bencana, minimal satu orang di satu desa. Dengan adanya tagana di desa, minimal mereka menyampaikan tentang informasi bencana kepada masyarakat sekitar. Kita telah menjalankan program kampung keluarga siaga bencana, yaitu kita memberikan informasi tentang menghadapi kebencanaan. Selaim itu , kita juga punya program santri tanggap bencana dan pada saat ini kita juga ada program asuransi bagi anggota tagana. Asuransi ini merupakan program pertama yang ada di Indonesia bagi anggota tagana”, Ujar Andika.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten Nandy Mulya mengatakan, jumlah tagana yang ada di Provinsi Banten sebanyak 1.268 orang, yang tersebar diseluruh Kabuapten /Kota. Masing-masing Kabupaten Kota jumlahnya bervariasi, lokasi yang mempunyai resiko bencana tinggi, relatif lebih banyak. Seperti Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Kabupaten Serang. Pada hari ini hadir sebanyak 568 anggota tagana, perwakilan dari Kabupaten/Kota untuk mengikuti pembinaan.
Tagana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana, baik pada pra bencana, saat tanggap darurat maupun pasca bencana. Tugas-tugas penanganan permasalahan sosial lainya yang terkait dengan penanggulangan bencana, adalah tetap berkordinasi dengan aparat yang berwenang.
Penghargaan yang diraih oleh tagana Provinsi Banten dalam setiap kegiatan tingkat nasional diantaranya yaitu juara 1 jambore tagana tingkat nasional di Semarang Jateng dan juara 2 jambore tagana tingkat nasional di Cibubur Jakarta.(ADVETORIAL)