Malang, bantencom – Beberapa tahun ini kemunculan teknologi canggih memaksa orang untuk berlomba – lomba mengikuti perkembangan zaman. Teknologi yang semakin dekat dan dapat digenggam seperti memudahkan penggunanya untuk saling berinteraksi sekaligus mendapatkan banyak macam permainan disaat jenuh.
Tanpa disadari, teknologi kini mulai merusak tatanan sosialisasi dan interaksi sosial antara manusia satu sama lain. Masyarakat lebih banyak berinteraksi di dunia digital dibandingkan bertatap muka secara langsung.
Melihat permasalahan sosial seperti itu, relawan pendukung Anies Baswedan, Turun Tangan Malang mengadakan sebuah acara unik yang diberi nama dengan DJADOELYMPIC, Sabtu (15/3) di Lapangan Cengger Ayam, Lowokwaru, Malang. Konsep acara ini cukup unik dan jarang ditemukan, karena memadukan konsep perlombaan olimpiade dengan permainan tahun 1990 – an. Permainan tersebut dilombakan secara terbuka di dalam 1 venue dengan berbagai pemain atau atlet dari berbagai tim atau kontingen di dalamnya.
Raka Eka Pramudito, Koordinator Humas Turun Tangan Malang mengatakan ada empat cabang permainan yang dilombakan. Yaitu bentengan, gobak sodor, bola kampong, dan kasti. “Empat cabang permainan itu dipilih karena permainan yang paling diingat oleh kebanyakan mereka generasi 90-an,” ujarnya, Minggu (17/3).
Peserta DJADOELYMPIC, lanjut Raka, terdiri dari 13 kontingen yang berasal dari berbagai latar belakang. Diantaranya komunitas Manner, komunitas Nebengers, komunitas Malang Runners, komunitas Save Street Child Malang, dan puluhan mahasiswa dari beberapa universitas di Malang.
Dimulai dari pukul 8.00 Wib hingga 17.00 Wib, acara berlangsung seru. Meskipun sempat diguyur hujan, permainan terus berlanjut. Antusias peserta yang bertanding sangat tinggi dan bersaing secara sehat di bawah guyuran hujan.
Adapun, pemenangnya untuk cabang permainan kasti, gobak sodor, dan bola kampung dan bentengan berturut-turut komunitas Malang Runners, komunitas #akurapopo, dan komunitas Gurih – Gurih Nyoy yang memenangkan 2 cabang permainan sekaligus.
Secara otomatis, komunitas Gurih – Gurih Nyoy keluar sebagai juara umum DJADOELYMPIC dan berhak atas hadiah menarik dari sponsor dan piala DJADOELYMPIC 2014.
Acara seperti DJADOELYMPIC ini tentunya sangat berbeda dan perlu dilestarikan. “Acara ini diperlukan, demi menjaga permainan tradisional Indonesia yang juga merupakan bagian dari budaya Indonesia,” tutu Raka yang kini tengah kuliah di Universitas Brawijaya ini.
Bc4
bantencom “civil journalism for indonesia chanel”