Opini oleh Asep Sopian mahasiswa Unpam Serang
Serang, bantencom – INDONESIA memiliki konsep ketahanan nasional dengan Trigatra dan Pancagatra adalah dua aspek yang membentuk Astagatra atau delapan aspek yang mempengaruhi ketahanan nasional di Indonesia, Trigatra adalah aspek alamiah yang meliputi geografi, demografi, dan sumber daya alam.
Trigatra merupakan potensi dan modal bagi bangsa Indonesia dalam pembangunan. Sedangkan Pancagatra adalah aspek sosial yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan (Ipoleksosbudhan).
Baru-baru ini bereadar berita laporan kerugian dari walaraba besar di Indonesia dengan nominal yang cukup besar hingga 500 milyar rupiah lebih, hal ini berdampak pada penutupan puluhan gerai waralaba tersebut dengan lebih dari dua ribu karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK. Dikutip oleh CNN menurut pihak manajemen ada dua penyebab kerugian besar perusahaan.
Pertama, pemulihan usaha dari kondisi Covid-19 yang belum maksimal. Pemicu kedua, situasi pasar makin memburuk akibat krisis Timur Tengah. Dalam situasi ini, Waralaba dengan produk makanan cepat saji tersebut menjadi salah satu sasaran gelombang boikot masyarakat karena diduga terafiliasi dengan negara konflik pada krisis timur tengah. Dalam konsep ketahanan nasional bangkrut nya waralaba besar tersebut menjadi salah satu faktor yang berpengaruh untuk ketahanan nasional dalam aspek ekonomi.
Namun hal yang saya garis bawahi adalah pemicu kerugian perusahaan yang diungkapkan oleh manajemen mangenai krisis timur tengah dan aksi boikot yang juga santer terdengar di kalangan masyarakat Indonesia saat ini. Sebenarnya jika dilihat dari kebutuhan dasar manusia yaitu pangan, adanya aksi boikot masyarakat bukan menjadi satu-satunya faktor pemicu kerugian dari perusahaan yang menjual ayam goreng tersebut, hal-hal yang biasa terjadi dalam dunia bisnis juga menjadi faktor utama pemicunya, seperti adanya persaingan dengan kompetitor, daya beli masyarakat yang menurun akibat dari inflasi yang terjadi, dan masih banyak lagi faktor pemicunya. Persaiangan dengan kompetitor dalam hal ini bisa meliputi harga, inovasi menu baru, dan lokasi yang lebih mudah dijangkau oleh konsumen sendiri atau oleh mitra layanan ojek online. karena memesan jasa ojek online pun sudah menjadi kebiasaan baru di masyarakat kita saat ini. karena pada umumnya kebutuhan dasar nya tetap sama dan aktifitas ekonomi pun demikian seharusnya tetap berjalan seperti sebagaimana mestinya, hanya saja ada pergeseran atau peralihan konsumen dari produk A ke produk B, C atau D.
Adanya peralihan konsumen serta munculnya kompetitor-kompetitor baru dengan sekala kecil, sedang dan besar dalam hal ini merupakan suatu hal yang positif yang dapat meningkatkan ketahanan nasional dalam aspek ekonomi, Untuk mendukung perkembangan UMKM tersebut Pemerintah sudah mengambil langkah dengan mendukung kebangkitan UMKM antara lain dengan mengalokasikan sebanyak Rp695,2 triliun dalam program Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Tahun 2020 dan sebanyak Rp112,3 triliun dialokasikan untuk mendukung UMKM.